Liputan6.com, Jakarta Hidup di negara tropis seperti Indonesia berarti harus siap dengan cuaca panas dan kelembapan tinggi sepanjang tahun. Kondisi ini sering membuat tubuh berkeringat berlebih, apalagi saat berpakaian terlalu tebal, ketat, atau berbahan panas. Salah satu masalah kulit yang sering muncul akibat hal ini adalah biang keringat.
Biang keringat atau miliaria merupakan kondisi ketika keringat terjebak di bawah kulit karena saluran keringat tersumbat. Menurut Journal of the American Academy of Dermatology, kondisi ini dipicu oleh pakaian yang tidak memungkinkan kulit “bernapas” secara optimal. Tanda-tandanya bisa berupa bintik merah kecil, rasa gatal, atau perih terutama di area lipatan tubuh.
Untuk menghindarinya, pilihan busana menjadi salah satu solusi utama. Celana longgar dan dress berbahan adem dinilai lebih sehat bagi kulit, karena dapat membantu sirkulasi udara dan menyerap keringat dengan baik. Hal ini sejalan dengan anjuran dalam Handbook of Tropical Dermatology, yang merekomendasikan pakaian berpotongan longgar dan bahan breathable di wilayah tropis.
Dengan memilih model dan bahan pakaian yang tepat, kamu tidak hanya tampil lebih nyaman, tapi juga melindungi kulit dari iritasi dan infeksi. Yuk, simak pilihan pakaian yang bukan hanya stylish tapi juga menyehatkan kulit.
1. Celana Longgar: Sirkulasi Udara Lebih Baik, Gesekan Minim
Celana dengan potongan longgar seperti kulot, palazzo, hingga jogger berbahan katun, memungkinkan sirkulasi udara mengalir lebih lancar ke permukaan kulit. Ini sangat penting dalam mencegah akumulasi keringat yang menyebabkan pori-pori tersumbat dan berakhir pada biang keringat. Menurut Verywell Health, pakaian longgar dapat mengurangi risiko heat rash pada area paha dan selangkangan.
Selain itu, celana longgar juga meminimalkan gesekan yang terjadi saat kulit lembap. Gesekan berulang pada kulit basah dapat menyebabkan iritasi dan memicu inflamasi ringan. Hal ini dijelaskan dalam Dermatology Nursing Journal, yang menyebut gesekan sebagai salah satu pemicu iritasi mekanik yang memperparah ruam.
Tak kalah penting, celana longgar lebih memberikan kenyamanan untuk aktivitas seharian, terutama saat beraktivitas di luar ruangan atau bertransportasi. Keleluasaan gerak tanpa tekanan pada kulit bisa membantu mengurangi rasa pengap dan panas yang menjadi awal mula iritasi.
2. Dress Adem: Ringan, Tidak Menempel, dan Fashionable
Dress berbahan adem seperti katun, linen, atau rayon menjadi solusi praktis yang banyak dipilih perempuan di daerah tropis. Potongannya yang longgar tidak hanya memberikan tampilan santai dan stylish, tetapi juga memberikan ruang udara yang cukup antara kain dan kulit. Dalam buku Textile in Hot Climate Environments, disebutkan bahwa kain longgar dengan ventilasi baik membantu tubuh melepaskan panas secara alami.
Keunggulan lainnya terletak pada kemampuannya menyerap dan menguapkan keringat lebih cepat dibanding bahan sintetis. Dress berbahan breathable memungkinkan keringat cepat kering tanpa menempel lama di permukaan kulit. Ini menjadi pencegah alami dari miliaria, terutama di area punggung, dada, dan leher.
Tak hanya itu, dress adem yang dipadukan dengan warna terang juga membantu memantulkan panas matahari, bukan menyerapnya. Kombinasi ini menjadikan dress sebagai pilihan terbaik untuk dipakai dalam cuaca panas, baik di rumah, saat bekerja, maupun bepergian ke luar kota.
3. Bahan Breathable: Katun, Linen, dan Rayon Jadi Primadona
Bahan menjadi faktor penting dalam menentukan sehat tidaknya pakaian untuk kulit. Serat alami seperti katun dan linen diakui dunia medis sebagai bahan paling ideal untuk iklim panas. Menurut Fabric and Skin Health Report oleh WHO, bahan dengan porositas tinggi memungkinkan sirkulasi udara dan daya serap keringat yang sangat baik.
Katun, misalnya, memiliki kemampuan menyerap kelembapan hingga 27 kali beratnya sendiri. Sementara linen memiliki serat yang longgar dan cepat kering, menjadikannya bahan terbaik untuk kulit sensitif atau rentan ruam. Rayon juga menjadi alternatif karena terasa halus dan sejuk saat menyentuh kulit.
Hindari bahan sintetis seperti poliester, spandeks, atau nilon untuk pemakaian harian di luar ruangan. Meski kuat dan elastis, bahan ini justru memerangkap panas dan keringat, yang dapat menyebabkan ruam, gatal, hingga infeksi jamur jika dipakai terlalu lama.
4. Potongan dan Desain yang Aman untuk Kulit Tropis
Tidak hanya bahan, potongan pakaian juga menentukan sirkulasi udara dan kontak langsung dengan kulit. Desain loose-fit, off-shoulder, kimono, atau A-line dress dapat memberikan ruang pernapasan lebih luas bagi kulit. Ini juga mengurangi titik tekanan pada lipatan tubuh yang rentan iritasi.
Dalam jurnal Clinical Dermatology Review, dijelaskan bahwa pakaian ketat meningkatkan suhu permukaan kulit dan menyebabkan gesekan mikro yang dapat memicu reaksi inflamasi ringan. Maka dari itu, pemilihan desain pakaian menjadi pertimbangan penting selain estetika.
Model baju tanpa lapisan ganda, tidak bertumpuk-tumpuk, dan tidak menggunakan bahan pelapis sintetis akan menjaga tubuh tetap sejuk. Potongan sederhana justru membantu menjaga kebersihan dan kesehatan kulit lebih optimal dalam cuaca ekstrem.
5. Warna Cerah Lebih Ramah Kulit Panas
Warna juga memengaruhi suhu tubuh saat beraktivitas. Warna cerah seperti putih, pastel, dan krem mampu memantulkan cahaya matahari, sementara warna gelap seperti hitam atau navy justru menyerap panas lebih banyak. The Guardian Wellness Column menyebutkan bahwa pakaian gelap meningkatkan suhu permukaan hingga 2–3°C lebih tinggi dibanding pakaian warna terang.
Pilihan warna terang juga memberi kesan segar, ringan, dan cocok untuk suasana tropis...