Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah kamu bangun tidur lalu menemukan memar tiba-tiba di lengan atau kaki, padahal merasa tidak terbentur apa pun sebelumnya? Banyak orang sering mengaitkannya dengan mitos 'dicubit setan'. Namun, sebenarnya kondisi itu ada penjelasan medisnya.
Menurut dokter keluarga di Cleveland Clinic, Cory Fisher, DO, memar yang muncul di kulit biasanya disebabkan oleh cedera ringan pada pembuluh darah, bukan bekas dicubit setan.
"Memar merupakan cerminan adanya cedera ringan pada pembuluh darah di bawah permukaan kulit. Jika pembuluh darah ini rusak, sedikit darah bisa merembes keluar, sehingga menimbulkan warna biru, hitam, atau ungu yang khas," kata Fisher.
Bagi sebagian orang, memar bisa terasa mengganggu penampilan. Sayangnya, kondisi ini tidak bisa hilang dalam semalam. Dibutuhkan waktu hingga dua minggu sampai memar benar-benar pulih dan hilang dari permukaan kulit.
"Saat tubuh menyerap darah yang keluar tersebut, akan terjadi beberapa fase. Setelah beberapa hari, warna biru, hitam, atau ungu dan pembengkakan biasanya mulai membaik, kemudian berubah menjadi hijau atau kuning sebelum akhirnya menghilang," tambah Fisher.
1. Kulit Menua
Asisten profesor klinis dermatologis di Fakultas Kedokteran Icahn di Rumah Sakit Mount Sinai, New York City, Gary Goldenberg, MD, menyebut memar dapat mudah terjadi pada populasi usia 60 tahun ke atas.
“Sekarang (usia 60an), tubuh lebih mudah memar dibandingkan sebelumnya. Jadi, benturan kecil saja bisa menyebbakan memar, padahal dulu tidak,” kata Goldenberg.
Fisher menyebut, hal ini terjadi karena seiring dengan bertambahnya usia, kulit akan semakin tipis dan pembuluh menjadi lebih rapuh.
“Dengan menipisnya kulit, Anda kehilangan lemak dan kolagen yang sebelumnya melindungi pembuluh darah Anda. Pembuluh darah Anda juga kehilangan elastisitasnya, sehingga lebih rentan pecah,” jelas Fisher.
2. Mengonsumsi Obat Pengencer Darah
Fisher menyebut, mengonsumsi obat pengencer darah untuk mengatasi artmia jantung atau pembekuan darah merupakan penyebab munculnya memar secara tiba-tiba.
Obat pengencer yang umum diresepkan adalah Wartafarin, Eliquis, Xarelto, dan Pradaxa. Beberapa jenis obat yang sering dikonsumsi juga tanpa disadari memiliki efek pengencer darah, seperti ibuprofen atau aspirin.
Obat-obatan tersebut dapat mengurangi kemampuan darah untuk membeku dengan baik, sehingga pandarahan yang terjadi akibat adanya kerusakan pembuluh darah (kapiler) dapat berlangsung lebih lama dari biasanya, sehingga darah bocor dan membentuk memar.
3. Mengonsumsi Suplemen Herbal Berikut
Menurut Jurnal EPMA, terdapat beberapa jenis suplemen herbal yang dapat mengganggu kemampuan darah untuk membeku, sehingga dapat menyebabkan memar.
Suplemen herbal tersebut adalah lidah buaya, cranberry, feverfew, bawang putih, jahe, ginkgo, kunyit, kamomil, fenugreek, semanggi merah, evening primrose, ginseng, jeruk bali, teh hijau, oregano, saw palmetto, dan biji rami.
4. Kelainan Pendarahan
Fisher menyebut kelainan darah hemofilia dan penyakit von Willebrand dapat membuat kulit mudah memar.
Hemofilia adalah kondisi langka yang memengaruhi kemampuan darah untuk membeku, sehingga seseorang berisiko mengalami pendarahan hebat hanya karena cedera ringan.
Penyakit Von Willebrand adalah kelainan pembekuan darah yang lebih ringan dan lebih umuum, yang sering ditandai dengan pendarahan saat perawatan gigi, mimisan berkepanjangan, darah dalam urine atau feses, dan menstruasi berat.
5. Efek Samping Antidepresan
Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) adalah antidepresan yang biasanya meninggalkan juga dampak di luar otak.
“SSRI, seperti fluoxetine, sertraline, citalopram, dan bupropion, dapat berinteraksi dengan trombosit, ang merupakan bagian penting dari proses pembekuan darah,” kata Fisher.
Tetapi, dalam penelitian terbaru Clinical and Translational Science, tidak ditemukan efek langsung SSRI terhadap pembekuan darah.
6. Rutin Menggunakan Kortisteroid
Obat kortikosteroid, baik dalam bentuk salep (topikal) maupun obat minum (sistemik), bisa membuat kulit menjadi lebih murah mengalami memar. Hal ini disebabkan karena obat jenis ini dapat membuat kulit menjadi lebih tipis dan rapuh.
Jika digunakan dalam jangka panjang, terutama salep kortikosterodi, kulit bisa menjadi terlihat transparan dan lebih mudah terluka. Karena itu, benturan kecil saja bisa menyebabkan memar.
Obat-obatan ni sering digunakan untuk meredakan pembengkakakn, kemerahan, gatal, dan gejala alergi lainnya.
umumnya, kortikosteroid topikal diresepkan untuk kondisi kulit seperti eksim dan psoriasis, sementara kortikosterod oral direkomendasikan untuk asma, alergi, dan kondisi peradangan lainnya.
7. Kekurangan Vitamin atau Mineral
Fisher menjelaskan bahwa kekurangan vitamin C dan K dapat menyebabkan memar yang muncul tiba-tiba.
Vitamin C, secara khusus dapat berperan penting dalam penyembuhan luka dan produksi kolagen, komponen struktural penting kulit. Tanpa asupan kolagen yang cukup, pembuluh darah akan terbuka dan lebih rentan pecah.
Menurut Cleveland Clinic, anemia defisiensi juga dapat menyebabkan memar mudah terjadi pada kulit. Meskipun jarang terjadi, penderita anemia defisiensi besi juga dapat mengalami penurunan trombosit. Tanpa trombosit, pendarahan akan lambat berhenti, sehingga mengakibatkan lebih banyak memar.