Tokyo (ANTARA) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengecam latihan militer gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan, dengan menyebutnya sebagai tanda "kehendak mereka memicu perang" yang dapat menghancurkan perdamaian dan keamanan di kawasan, menurut media pemerintah Korut KCNA pada Selasa.
Pernyataan itu disampaikan Kim sehari sebelumnya saat menginspeksi uji operasi sistem persenjataan kapal perusak multiperan seberat 5.000 ton yang resmi diluncurkan di pelabuhan barat Nampho pada April lalu, sebut KCNA.
Dia juga menyerukan agar arsenal nuklir Korut diperluas dengan cepat karena situasi keamanan buruk yang dihadapi Pyongyang.
Pada Senin, AS dan Korsel memulai latihan Ulchi Freedom Shield selama 11 hari untuk meningkatkan kesiapan menghadapi ancaman Korut, tetapi separuh jadwal latihan itu ditunda hingga September.
Langkah itu dianggap sebagai bagian dari pendekatan yang lebih lunak terhadap Korut oleh Presiden Korsel yang baru, Lee Jae Myung.
Namun, Kim menyebut latihan gabungan tahunan itu jelas menunjukkan niat AS dan Korsel untuk terus bermusuhan dan konfrontatif terhadap Korut.
Dia menambahkan bahwa kedua negara itu "baru-baru ini merancang hubungan militer dengan melibatkan elemen nuklir."
Usai menyaksikan uji coba sistem persenjataan kapal perusak Choe Hyon, Kim menyatakan puas atas kemajuan Angkatan Laut Korut yang "berteknologi tinggi dan bersenjata nuklir," menurut KCNA.
Usai menerima laporan tentang pembuatan kapal perusak ketiga di galangan kapal Nampho, Kim mengatakan bahwa "urusan kenegaraan paling penting" saat ini adalah "mengembangkan kemampuan angkatan laut dengan cepat" untuk memperkuat pertahanan nasional.
Dia menegaskan situasi keamanan di sekitar negaranya "semakin serius dari hari ke hari."
Kim menambahkan bahwa situasi itu menuntut perubahan radikal dan cepat dalam teori dan praktik militer, serta perluasan pesat nuklirisasi.
Korut menargetkan kapal perusak Choe Hyon ketiga itu selesai dibuat pada Oktober 2026.
Kapal perang yang dikunjungi Kim pada Senin, yang namanya diambil dari seorang pejuang revolusioner anti-Jepang, diyakini mampu membawa senjata nuklir serta dilengkapi sistem rudal jelajah supersonik dan rudal balistik taktis.
Sumber: Kyodo-OANA
Baca juga: Kim Jong Un tegaskan dukungan tanpa syarat untuk Rusia soal Ukraina
Baca juga: Kim Jong Un kecam kecelakaan peluncuran kapal perusak baru
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.