Sentani (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta tiga provinsi di Papua, yaitu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan untuk mempercepat realisasi pendapatan dan belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Mendagri Tito Karnavian melalui rilis diterima di Sentani, Papua, Kamis, mengatakan langkah tersebut dinilai penting guna meningkatkan peredaran uang, sehingga mampu mendongkrak daya beli masyarakat di tiga provinsi pemekaran baru itu.
"Ada uang yang beredar dan meningkatkan konsumsi rumah tangga, yang merupakan salah satu komponen utama pertumbuhan ekonomi," kata Mendagri, saat memimpin Rapat Percepatan Pertumbuhan Ekonomi dan Pengendalian Inflasi, di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Jakarta, Rabu (6/8).
Menurut Tito, berdasarkan data Kemendagri per 4 Agustus 2025, realisasi pendapatan dalam APBD tiga provinsi tersebut bervariasi, Papua Tengah tercatat 55,61 persen, Papua Selatan 42,19 persen, dan Papua Pegunungan 31,58 persen, sehingga ini perlu terus digenjot.
"Dari sisi belanja, pencapaian tiga provinsi ini di bawah rata-rata nasional, realisasi belanja Papua Pegunungan 33,96 persen, Papua Selatan 29,30 persen, dan Papua Tengah 28,33 persen. Padahal, rata-rata realisasi belanja provinsi nasional telah mencapai 38,52 persen," ujarnya.
Tito menjelaskan, daerah-daerah yang rendah belanjanya, agar secepatnya mendorong ada perputaran uang di daerah masing-masing, karena belanja pemerintah menggerakkan perputaran uang juga mendorong sektor swasta tetap hidup.
"Provinsi Papua Tengah harus menjaga level pertumbuhan ekonomi agar tetap positif, mengingat kontribusi dari sana cukup signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kawasan timur Indonesia," ujarnya pula.
Dia menambahkan, pihaknya mendorong tiga provinsi tersebut untuk melakukan diversifikasi pangan berbasis potensi lokal, karena dinilai dapat menjaga ketahanan pangan dan menekan kenaikan harga terutama komoditas beras yang kerap menjadi pemicu inflasi.
"Kalau bisa tolong segera didorong gerakan diversifikasi pangan ini menggunakan potensi lokal yang ada," ujarnya lagi.
Baca juga: Perputaran uang di Festival "Baku Timba" capai Rp6 miliar
Pewarta: Agustina Estevani Janggo
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.