Bandung (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan Indonesia harus memilih perannya dalam dinamika global yang semakin dipenuhi oleh persaingan antarnegara.
"Pilihan ada di kita. Kalau kita hanya menjadi ajang berarti ini adalah tempat pertempuran dari pengaruh-pengaruh dunia. Kalau kita ingin menjadi pelaku berarti kita sendiri yang harus menyiapkan," kata Menkeu Sri Mulyani dalam kegiatan Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Bandung, Kamis.
Menkeu Sri Mulyani menekankan pentingnya negara dalam rangka mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM). Menurutnya, dunia saat ini sangat didominasi oleh sains dan teknologi.
"Dunia hari ini sangat dominated by science and technology. Dan yang menggerakkan apa saja sekarang di dunia it is all the industry yang basisnya sains and technology yang menggerakkan dan meningkatkan kesejahteraan," kata Menkeu Sri Mulyani.
Baca juga: Pergeseran global bersifat permanen, Sri Mulyani perkuat APBN
Menurut dia, dunia pada saat ini mengalami pergeseran fundamental dalam geopolitik yang disertai dengan persaingan sengit antarnegara. Sehingga, lanjutnya, peran strategis kalangan intelektual dalam menentukan posisi Indonesia di tengah persaingan global yang makin tajam.
"Yang di ruangan ini adalah elite intellectual yang punya tanggung jawab besar terhadap posisi Indonesia agar tidak hanya sebagai ajang, tapi juga menjadi pelaku di dalam pergaulan dunia yang hari-hari ini sangat sengit diisi dengan sentimen persaingan," ucap Menkeu Sri Mulyani.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menkankan pentingnya penguasaan sains dan teknologi untuk membawa Indonesia menjadi negara maju.
Menurutnya, penguasaan sains dan teknologi menjadi tanggung jawab bangsa Indonesia,sebagai langkah mewujudkan SDM unggul di Indonesia.
Baca juga: KSTI, Mendiktisaintek ingatkan pentingnya penguasaan sains & teknologi
"Untuk pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dan ekonomi ekstraktif, kita harus berubah menjadi lebih mengelola industrialisasi, dan kuncinya adalah penguasaan sains dan teknologi," ucap Mendiktisaintek Brian Yuliarto.
Diketahui, KSTI 2025 dilaksanakan pada 7-9 Agustus 2025. Kegiatan ini turut mengundang lebih dari 350 pimpinan perguruan tinggi di Indonesia, serta 1.000 peneliti terbaik yang ada di Indonesia.
Konvensi ini menitikberatkan pada integrasi riset, pendidikan tinggi, dan industri dalam delapan sektor prioritas yaitu pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju.
Seluruh sektor tersebut dipilih berdasarkan kebutuhan strategis Indonesia menuju kemandirian teknologi dan peningkatan daya saing global.
Kegiatan KSTI 2025 meliputi sesi diskusi panel, executive session bersama jajaran kementerian dan lembaga strategis, sharing session dari para peraih Nobel dan akademisi dunia, pameran hasil riset dan inovasi industri, hingga penghargaan BRIN Award untuk institusi riset dan karya ilmiah terbaik.
Baca juga: Mendikti dorong saintek dan kebangsaan jadi pilar SDM unggul Indonesia
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.