Jakarta (ANTARA) - Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi prediksi penurunan suku bunga Federal Funds Rate (FFR) di bulan September mencapai 100 persen
“Ekspektasi penurunan suku bunga FFR di bulan September sudah 100 persen, antara 25 bps (basis points) atau 50 bps,” katanya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Mengutip Xinhua, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan Federal Reserve perlu memangkas suku bunga sebesar 50 bps pada pertemuan Federal Open Market Committee di bulan September.
Bahkan, Scott menyampaikan Fed seharusnya sudah menurunkan suku bunga tersebut pada Juni.
Sebelumnya, CME FedWatch Tool telah mencatatkan bahwa peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps oleh Fed pada bulan September meningkat menjadi 93,4 persen pada hari Selasa (11/8) naik dari 85,9 persen sehari sebelumnya.
Namun, Rully menyampaikan bahwa ekspektasi pemotongan suku bunga Fed telah mencapai 100 persen.
“Untuk (pertemuan FOMC) bulan Oktober 64,2 persen, market expect FFR di 4 persen. Di Desember 53 persen, FFR probability di 3,75 persen,” ucap Rully.
Meninjau sentimen dari dalam negeri, pasar disebut akan menunggu pidato presiden terkait nota keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2026.
Asumsi pertumbuhan ekonomi pemerintah yang cukup agresif di kisaran 5,2 persen dan 5,8 persen dinilai menjadi salah satu faktor yang memberikan sentimen positif terhadap kurs rupiah.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Kamis di Jakarta menguat sebesar 90 poin atau 0,56 persen menjadi Rp16.112 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.202 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah pada Kamis pagi menguat jadi Rp16.112 per dolar AS
Baca juga: Rupiah menguat didukung potensi BI tahan suku bunga acuan
Baca juga: Rupiah menguat seiring data inflasi AS di bawah ekspektasi pasar
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.