Jenewa (ANTARA) - Pejabat tinggi kemanusiaan PBB menggambarkan krisis kelaparan yang diumumkan di Kegubernuran Gaza di Jalur Gaza sebagai bencana yang "dapat diprediksi dan dicegah" karena sengaja dipicu oleh penghalangan bantuan oleh Israel.
"Ini adalah bencana kelaparan yang sebenarnya bisa kita cegah seandainya kita diizinkan," Tom Fletcher, kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), dalam konferensi pers di Jenewa, Jumat.
Namun, stok makanan menumpuk di perbatasan karena hambatan sistematis Israel. Ini adalah bencana kelaparan yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari sumber makanan di tanah yang subur, katanya.
Fletcher mengatakan bahwa kejadian ini adalah "kelaparan abad ke-21 yang diawasi oleh drone (pesawat nirawak) dan teknologi militer tercanggih dalam sejarah."
Baca juga: IPC: Bencana kelaparan terkonfirmasi di Gaza, pertama di Timur Tengah
"Ini adalah kelaparan yang secara terbuka dipromosikan oleh beberapa pemimpin Israel sebagai senjata perang. Ini adalah kelaparan yang kita semua saksikan. Semua orang bertanggung jawab atas ini. Kelaparan Gaza adalah kelaparan dunia," imbuhnya.
Dia menekankan dampak buruk krisis tersebut terhadap warga Gaza, dan menjelaskan bahwa kelaparan itu menyerang mereka yang paling rentan, "memaksa orang tua untuk memilih anak mana yang akan diberi makan, yang memaksa orang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mencari makanan."
Permohonannya lugas: "Cukup sudah. Gencatan senjata, buka semua jalur penyeberangan, utara dan selatan. Izinkan penyaluran makanan dan pasokan lainnya tanpa hambatan dan dalam skala besar yang dibutuhkan. Akhiri aksi pembalasan."
"Sudah terlambat bagi banyak orang, tetapi tidak bagi semua orang di Gaza," katanya.
Pernyataan Fletcher itu mengemuka setelah Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) mengonfirmasi kelaparan di Kegubernuran Gaza, salah satu dari lima wilayah Jalur Gaza, di mana Israel telah membunuh lebih dari 62 ribu warga Palestina sejak Oktober 2023.
Pemantau kelaparan global memproyeksikan bahwa kelaparan akan menyebar ke Deir al-Balah dan Khan Younis dalam beberapa pekan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Krisis Gaza memburuk, produksi makanan di dapur umum turun drastis
Penerjemah: Katriana
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.