Meksiko (ANTARA) - Sedikitnya enam orang tewas di Kota Cali, Kolombia, dan 12 orang lainnya meninggal di Departemen Antioquia akibat serangan teroris yang dilakukan oleh kelompok pemberontak, menurut keterangan otoritas setempat.
Serangan teroris di dekat pangkalan udara militer di Cali terjadi pada Kamis (21/8) dengan menggunakan truk yang dipasangi ranjau. Media melaporkan bahwa sekitar lima orang tewas dan 36 lainnya terluka dalam serangan tersebut.
Serangan pemberontak lainnya terjadi di Departemen Antioquia, di mana para teroris menembak jatuh sebuah helikopter polisi. Kepolisian nasional menyatakan 12 petugas tewas dalam insiden tersebut dan empat lainnya terluka.
“Kementerian Kesehatan Cali melaporkan 65 orang terluka dan enam orang tewas,” kata Wali Kota Cali, Alejandro Eder, melalui platform X.
Presiden Kolombia, Gustavo Petro, mengatakan bahwa ia akan mengajukan permohonan kepada Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk menyelidiki kejahatan yang dilakukan oleh kelompok pemberontak Ivan Mordisco, Segunda Marquetalia, serta kartel narkoba Clan del Golfo sebelum dan selama masa pemerintahannya.
Petro menyerukan agar kelompok-kelompok ini diakui sebagai organisasi teroris dan dituntut oleh komunitas internasional.
“Saya akan mengajukan permohonan kepada Mahkamah Pidana Internasional untuk meminta penyelidikan terhadap kejahatan yang terjadi sebelum dan selama masa pemerintahan saya, yang menunjukkan mereka adalah penjahat perang yang menggunakan teror dan penjahat terhadap kemanusiaan,” ucap Petro dalam acara pertanian di Departemen Cesar, wilayah utara Kolombia.
Kolombia berada dalam kondisi konflik bersenjata yang melibatkan berbagai organisasi paramiliter selama lebih dari setengah abad. Selama periode ini, lebih dari 260.000 orang tewas dan jutaan lainnya mengungsi.
Pemerintahan Petro berkuasa pada tahun 2022 setelah berjanji membawa perdamaian menyeluruh ke Kolombia.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA
Baca juga: Bakal calon presiden Kolombia ditembak di kepala
Baca juga: Presiden Kolombia desak Amerika Latin lindungi kedaulatan regional
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.