SPSI Jabar Sambut Baik Gagasan Dedi Mulyadi Terkait Upah Sektoral

1 day ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
SPSI Jabar Sambut Baik Gagasan Dedi Mulyadi Terkait Upah Sektoral Unjuk rasa pekerja di depan kantor Gubernur Jawa Barat(ISTIMEWA)

GAGASAN upah sektoral yang disampaikan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi disambut baik Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jabar.

SPSI menilai langkah ini bisa menghilangkan disparitas upah di wilayah Jabar.

Sebelumnya, gubernur menilai saat ini sistem upah minimum di kabupaten/kota (UMK) sudah tidak rasional dan perlu dievaluasi.

Dedi menyoroti perbedaan UMK yang besar antar wilayah yang saling berbatasan, seperti Purwakarta dan Karawang atau Bekasi dan Bogor. Selisih upah hingga Rp500 ribu di kawasan industri yang sama memicu ketidakseimbangan dan berdampak pada mobilitas tenaga kerja maupun iklim investasi.

Atas hal itu, Ketua SPSI Jabar Roy Jinto Ferianto, Selasa (12/8) menyatakan, buruh di perusahaan-perusahaan dengan jenis industri yang sama, bisa menerima nilai upah yang sama. Kendati demikian, disparitas upah saat ini sudah terlalu jauh antar industri di daerah satu dengan yang lainnya.

“Ambil contoh di Jabar antara tertinggi Kota Bekasi yang sudah di angka Rp5 juta lebih dan yang terendah yaitu Kota Banjar di angka Rp2 juta. Maka kalau kita berbicara industri sejenis, misalkan, garmen di Bekasi menerima upah Rp5 juta lebih, garmen di Banjar menerima upah hari ini Rp2 jutaan,” paparnya.

Dia mengingatkan, rencana penerapan upah sektoral di Indonesia harus dilakukan dengan kajian yang sangat komprehensif. Kebijakan yang bertujuan menyesuaikan standar upah berdasarkan sektor industri ini bisa menjadi solusi. Namun, hal itu berisiko memicu resistensi jika tidak mempertimbangkan disparitas upah antar wilayah yang sudah terlanjur lebar.

“Jika mengambil patokan dari yang tertinggi, misalnya Rp5 juta, tentu buruh setuju. Tapi bagaimana nasib mereka yang sudah menerima di atas Rp5 juta? Apakah harus turun atau tidak naik dulu sampai yang terendah menyusul? Itu kan jadi masalah,” ungkapnya.

Menurut Roy, persoalan paling rumit ada pada penentuan dasar upah sektoral, menggunakan standar upah minimum tertinggi atau terendah, baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi.

“Kalau sektor otomotif atau garmen nasional mengambil patokan upah dari Jabar yang tinggi, pengusaha di Jawa Tengah tentu keberatan untuk langsung naik dari Rp2 juta menjadi Rp5 juta. Sebaliknya, jika patokannya diambil dari upah terendah seperti daerah di Brebes yang hanya Rp2 juta sekian, buruh di daerah yang sudah menerima Rp5 juta, pasti menolak karena berarti harus turun,” terangnya.

Read Entire Article