Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Budi Santoso membidik nilai perdagangan dengan Peru yang bisa menembus 960 juta dolar AS atau setara Rp15,65 triliun (asumsi kurs Rp16.309 per dolar AS) setelah perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia dan Peru (IP-CEPA) berlaku.
Total perdagangan Indonesia-Peru pada 2024 tercatat sebesar 480,7 juta dolar AS, terdiri dari ekspor senilai 331,2 juta dolar AS dan impor 149,6 juta dolar AS.
“Nanti setelah implementasi CEPA berjalan, ya minimal dua kali lipat total perdagangannya,” kata Budi dalam wawancara cegat usai kegiatan peluncuran Jakarta Muslim Fashion Week 2026 di Jakarta, Selasa.
Meski nilai perdagangan CEPA dengan Peru lebih kecil dibandingkan dengan Eropa, menurut Mendag, terdapat surplus perdagangan sebesar 181 juta dolar AS di pihak Indonesia.
Selain itu, Mendag meyakini perjanjian dagang ini merupakan permulaan untuk kerja sama yang lebih luas nantinya. Artinya, ada potensi penambahan jenis produk kerja sama, misalnya ke produk dari industri tekstil.
“Akses pakaian jadi tekstil kita ke mana? Ke Peru, termasuk alas kaki, itu besar. Kita dapat banyak kemudahan akses pasar untuk itu. Ini salah satu untuk mendorong akses pasar kita di luar negeri,” ujar dia.
Terpisah, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Dirjen PPI) Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan kerja sama itu menguntungkan kedua belah pihak dalam bidang ekspor, dengan nilai target 5 miliar dolar AS dalam beberapa tahun ke depan.
Djatmiko menyebut, produk-produk ekspor unggulan Indonesia antara lain motor mobil dan motor kendaraan lainnya, alas kaki, minyak sawit dan turunannya, dan lemari pendingin. Pada periode 2020-2024, ekspor tumbuh rata-rata 15,4 persen per tahun.
Sementara itu, produk impor Indonesia adalah biji cokelat, briket batu bara, bahan bakar padat, pupuk, anggur, dan seng mentah. Pertumbuhan impor tumbuh rata-rata 13,5 persen per tahun.
Lebih lanjut, Djatmiko mengatakan dari sisi kuantitatif kurang lebih Indonesia akan mendapatkan preferensi lebih dari 90 persen post tarif yang ada di Peru.
"Nah ini semua sudah mendapatkan referensi akses pasar yang sangat amat bagus. Jadi hampir semuanya sudah nol, nanti akan diberikan komitmen biar masuk nol," katanya.
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.