Liputan6.com, Jakarta Aktris senior Jamie Lee Curtis kembali menjadi sorotan publik. Baru-baru ini, bintang film Freakier Friday itu viral usai muncul di sebuah video Tiktok promosi film Freakier Friday dengan penampilan seksinya. Pada video tersebut Curtis tampil percaya diri dan berani.
Namun jangan kira Jamie Lee Curtis tampil dengan percaya diri seperti ini karena prosedur operasi plastik. Sebaliknya, ia sempat berbicara keras mengenai prosedur kecantikan ini, yang menurutnya membuat banyak perempuan kehilangan jati diri mereka.
Dilansir dari People pada Senin (18/8/2025), hal ini ia ungkap dalam wawancaranya dengan The Guardian pada Juli lalu. Aktris 66 tahun tersebut berbicara dengan blak-blakan perihal pandangannya terhadap operasi plastik.
“Aku sudah lama vokal menyebut ada semacam genosida terhadap satu generasi perempuan yang dilakukan oleh industri kosmetik medis. Mereka akhirnya malah merusak diri sendiri,” kata Curtis lewat email yang dikirim oleh timnya.
Bekerja dan bersosialisasi dari rumah saja selama pandemi ternyata membawa dampak tak terduga bagi sebagian warga AS. Banyak yang merasa risih setelah melihat wajah sendiri saat ber-Zoom atau ber-Skype, dan akhirnya memutuskan untuk suntik botox atau...
Alasan Menggunakan Kata yang Keras
Kata yang Curtis gunakan untuk mendefinisikan apa yang sedang terjadi saat ini terbilang cukup keras. Ia menggunakan kata genosida bukan tanpa alasan.
“Aku sudah lama pakai kata itu, dan aku sengaja pakai itu karena memang itu istilah yang keras,” jelasnya. “Menurutku, kita sudah menghapus satu atau bahkan dua generasi penampilan alami manusia,” tambahnya.
“Sekarang orang berpikir bisa mengubah penampilan dengan bahan kimia, operasi, atau filler. Itu membuat satu generasi perempuan kehilangan wajah aslinya. Dan hal ini makin parah karena adanya AI, wajah dengan filter justru jadi standar yang diinginkan orang,” lanjut aktris peraih piala Oscar tersebut.
Tidak Menghakimi
Tak hanya itu, Curtis juga menambahkan bahwa filter mungkin memang terlihat bagus dan lebih baik untuk beberapa orang, namun lebih baik bukan berarti natural dan asli.
“Dan ada terlalu banyak contohnya, aku tidak akan sebut nama, tapi belakangan ini kita sering kali diserbu melalui media oleh orang-orang itu,” ujar pemain Freaky Friday tersebut.
Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak menghakimi rekan-rekan sesama selebriti Hollywood yang memilih untuk melakukan operasi plastik,
“Itu bukan urusanku. Aku tidak menggurui mereka,” jelasnya. “Aku tidak akan pernah berkomentar, tidak akan pernah bilang ke seseorang: ‘apa yang telah kamu lakukan?’ Yang aku tahu hanya satu, ini siklus yang tidak ada habisnya. Sekali mulai, susah berhenti. Tapi itu bukan urusanku untuk menilai, sama sekali bukan,” tegasnya.
Pernah Melakukan Operasi Plastik
Dalam wawancara dengan 60 Minutes yang rilis pada Mei lalu, Curtis membeberkan bahwa dirinya pernah melakukan operasi plastik. Pada usia 25 tahun, ia melakukan prosedur tersebut karena telah mendapatkan komentar pedas mengenai penampilannya dari seorang sinematografer di lokasi syuting film Perfect (1985).
“Dia bilang, ‘Ya, aku tidak mau syuting dia hari ini. Matanya keliatan bengkak.’ Padahal waktu itu aku baru 25 tahun, jadi mendengar hal seperti itu rasanya sangat memalukan,” ucapnya. “Jadi ketika filmnya selesai, aku akhirnya menjalani operasi plastik,” lanjut pemain film Everything Everywhere All At once itu.
Anak dari artis legenda Hollywood Tony Curtis dan Janet Leigh itu mengatakan bahwa operasi yang dijalaninya tidak berjalan baik dan hingga kini masih ia sesali.
“Itu bukan hal yang seharusnya kamu lakukan di usia 25 atau 26. Aku langsung menyesalinya, dan sampai sekarang pun rasa sesal itu masih ada,” tutupnya