Liputan6.com, Jakarta - Paylater adalah metode penundaan pembayaran. Metode ini kerap digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendesak tapi belum memiliki uang untuk membayarnya.
Artinya, pengguna bisa membeli barangnya sekarang dan membayarnya nanti.
Penggunaan fitur paylater dengan bijak dapat membantu memenuhi kebutuhan tanpa menimbulkan masalah baru. Maka dari itu, psikolog klinis Marissa Meditania, M.Psi., membagikan empat tips menggunakan paylater dengan bijak, yakni:
Kenali Emosi Sebelum Ambil Keputusan Keuangan
Marissa menyarankan untuk mengenali emosi sebelum mengambil keputusan keuangan. Terutama bagi para ibu yang kerap mengambil keputusan di tengah situasi sibuk mengurus anak, suami, atau rumah.
“Tarik napas dulu, Bu, kenali emosi sebelum ambil keputusan keuangan. Lagi capek atau cemas? Emosi naik-turun? Setop bentar deh sebelum klik ‘bayar’ atau ‘ajukan’. Emosi yang nggak stabil bisa bikin keputusan jadi impulsif, apalagi buat belanja harian atau kebutuhan mendesak yang kadang bikin kita nekat,” saran Marissa, mengutip keterangan pers, Sabtu (2/8/2025).
“Makanya, yuk mulai biasain mindful spending (pengeluaran dengan kesadaran penuh), pakai paylater buat kebutuhan yang benar-benar penting, bukan cuma karena lagi pengen atau ke-trigger (terpicu) emosi sesaat,” tambahnya.
Hitung Total Cicilan
Sebelum menggunakan paylater, pastikan segalanya telah dihitung secara seksama.
“Hitung-hitungan dulu biar nggak boncos. Paylater memang memudahkan, tapi tetap harus ada batasan biar cash flow (aliran dana) tetap aman.”
“Idealnya total cicilan nggak lebih dari 30 persen dari penghasilan bulanan. Soalnya, hal-hal seru yang keliatannya kecil hari ini bisa jadi beban kalau nggak dikontrol,” ujar Marissa.
Flexing lewat media sosial semakin sering kiita dapati. Pelakunya tak cuma crazy rich, warganet pun banyak yang mencoba membuat konten dengan cara flexing. Tapi menurut psikolog, ada yang merugi dari flexing di media sosial ini.